Mazmur 47
Undangan untuk memuji Tuhan disampaikan kepada umat dan kepada seluruh bangsa, sebab Tuhan adalah Raja yang besar atas seluruh bumi. Umat diajak untuk mengelu-elukan nama Tuhan yang besar yang mengatasi segala apa yang ada dimuka bumi ini. Mazmur ini dapat kita lihat sebagai ungkapan perbuatan Allah yang besar atas hidup umatNya, namun Mazmur ini memiliki ciri eskatologis bahwa Tuhan akan dipuji menjadi raja atas segala raja (Wahyu 17:14).
Mata mereka terbuka melihat apa yang telah diperbuat Allah atas kehidupan mereka. Dari dalam dirinya keluar pengakuan atas perbuatan Allah yang besar. Kita diundang melalui Mazmur ini melihat perbuatan Allah yang besar atas hidup kita, kita diajak untuk menyanyikannya. Umat yang menjadikan Tuhan sebagai Raja atas kehidupannya akan hidup dengan penuh sorak-sorai, sebab kita memiliki Tuhan yang mengatasi kehidupan ini, Raja diatas segala raja dan Tuan diatas segala tuan. Secara umum ada dua hal utama yang dapat kita aplikasikan dalam hidup kita melalui Mazmur 47 ini:
Jangan lupakan kebaikan Tuhan
Layaklah kita untuk mengaku kebesaran Tuhan atas kehidupan kita, sebab inilah yang akan memampukan kita mempertahankan iman kepercayaan kita. Sorak-sorai pujian kita kepada Tuhan dapat saja direnggut oleh dunia ini, ketika kita tidak lagi mengaku apa yang telah kita dapat hanya karena kekuatan dan kemampuan kita semata. Ketika kita susah kita selalu meminta pertolongan Tuhan, namun ketika kita telah sukses, kita melupakan Tuhan.
Raja atas kehidupan kita
Siapakah Tuhan-mu? Siapa pula yang menjadi Raja atas hidup-mu? Jika kita mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan dan juruselamat kita, maka dengan demikian kita adalah bahagian dari warga kerajaan Allah yang tunduk dan taat kepadaNya. Pengakuan harus nyata dalam perbuatan, untuk tidak menjadikan kita pemberontak dan pembangkang dihadapan Tuhan. Injil kesematan yang telah Tuhan nyatakan dalam hidup kita selayaknyalah menuntun dan menguasai kehidupan kita, tetapi nyatanya ketika ada masih juga memberikan hidupnya dikuasai dan dirajai oleh emosinya, pikirannya, kekuatannya bahkan jauh lebih payah ketika masih ada yang dikuasai oleh kuasa-kuasa kegelapan, sementara bibir mereka mengatakan percaya kepada Yesus.