Bacaan Firman Tuhan: Wahyu 3: 14-22
Perkenalkan kota Laodikia di Lycus, dengan posisi geografis yang sangat strategis perlintasan dari berbagai tempat, sangat menguntungkan bagi Laodikia untuk menjadi kota yang maju dan kaya.
Secara umum ada 3 ciri-ciri dari kota Laodiakia:1. Pusat perekonomian (Banking center), dengan tingginya transaksi perdagangan di daerah itu, menjadikan kota itu sebagai kota terkaya
2. Penghasil Wol, dikarenakan suburnya daerah itu memungkinkan perkembangan domba-domba yang baik, khususnya wol hitam.
3. Pusat ahli-ahli medis, khusunya obat untuk mata.
Sementara jika berbicara mengenai pasokan air, bahwa ada sumber air panas di Herapoiis yang terus mengalir sampai ke Laodikia, tetapi air panas yang mengalir sampai di Laodiakia tidak lagi panas dan juga tidak juga dingin, atau yang sering disebut dengan suam-suam kuku.
Tuhan melihat kondisi iman jemaat yang ada di Laodikia layaknya seperti air yang mengaliri daerah tersebut yaitu iman yang suam-suam kuku. Jemaat yang hidup dengan berkecukupan, rumah ibadah yang megah dan juga persembahan yang dengan jumlah yang besar. Jemaat Laodikia adalah yang terburuk dari tujuh surat yang dikirim ke Asia. Tuhan mengecam sikap iman jemaat, yang walaupun secara lahiriah mereka rajin mengikuti ibadah.
Kondisi Kota Laodikia yang begitu kaya, kehidupan jemaat yang mapan secara materi telah menciptakan hubungan antara Tuhan dan jemaat yang suam-suam kuku. Sikap tinggi hati telah muncul “Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa “ (3:17a). Mereka telah jauh dari Tuhan yang tidak lagi membutuhkan kehadiran Tuhan, sebab mereka telah dapat mengandalkan diri sendiri tanpa pertolongan Tuhan. Kebanggaan kota Laodikia ternyata menjadi kekejian di hadapan Tuhan (ay. 17).
Mereka yang kaya namun bagi Tuhan mereka adalah orang-orang yang miskin.
Mereka yang berlimpah kain wol hitam, namun nyatanya mereka telanjang.
Mereka yang banyak para ahli medis untuk pengobatan mata, nyatanya mereka buta di hadapan Tuhan.
Bagaimanapun sikap jemaat Laodikia terhadap Tuhan, namun Tuhan ingin memperkenalkan diriNya sebagai: “Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah”. Tuhan Yesus menyatakan diriNya kepada jemaat Laodikia sebagai pencipta yang setia atas janji keselamatanNya, bahwa Ia adalah adalah pengasih dan pengampun. Maka Firman Tuhan bagi jemaat Laodikia adalah: “Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!”.
Sebab Allah mengasihi jemaatNya, maka dengan kerelaan hati setiap jemaat Tuhan harus mau bertobat melalui teguran dan pengajaran Tuhan.
Firman Tuhan disampaikan supaya umat Tuhan mendengar dan membuka pintu hatinya sehingga Tuhan masuk dalam hidupnya.
Firman Tuhan disampaikan supaya umat Tuhan mampu memenangkan kehidupan ini, untuk tidak menjadi hamba dosa, supaya kita duduk bersama dengan Tuhan di takhtaNya
Firman Tuhan disampaikan supaya kita dapat mendengar tuntunan Tuhan dalam menjalani kehidupan ini.
Konkritnya, masalah yang terjadi atas jemaat Laodikia teratasi yakni dengan:
1. Harus memiliki iman yang tidak suam-suam kuku
Ada ketegasan ‘panas’ atau ‘dingin’bukan ‘suam-suam kuku’. Tuhan tidak menghendaki umat yang berpura-pura atau yang munafik. Hanya kelihatan kudus, namun kenyataan hidup penuh dengan dosa. Orang Kristen harus memiliki komitmen untuk mengikut Yesus. Bahwa tidak ada hamba yang mengabdi kepada dua tuan. Jika hidup kekristenan itu hanya sekedar penampilan dari luar sudah sangat sia-sia kita melakukannya, sebab Tuhan tidak menerima sikap seperti itu.
2. Membeli sesuatu yang berasal dari Tuhan
Kata ‘membeli’ yang dimaksudkan disini bukanlah artinya keselamatan itu bisa kita upayakan dengan usaha kita. Sebab sejak awal Tuhan sudah katakana bahwa dihadapan Tuhan mereka sudah miskin, sehingga bagaimana mungkin mereka dapat membeli sesuatu dari Tuhan. Tetapi kata ‘membeli’ yang dimaksud adalah adanya sikap yang mengakui perbuatan Tuhan yang memberikan keselamatan bagi kita. Dengan penuh penyesalan dan permohonan kita datang kepada Tuhan untuk menerima susuatu yang paling berharga yang tidak dapat diberikan oleh dunia, yaitu:
a). Emas yang telah dimurnikan dalam api
Untuk menjadi kaya dihadapan Tuhan kita membutuhkan emas yang murni yang datangnya dari Tuhan. Kita butuh harta duniawi, tetapi harta duniawi bukanlah segala-galanya. Hanya harta yang paling berharga dari Tuhan yang sanggup memberikan kita sukacita, pengiburan, ketenangan pikiran dan yang paling besar adalah memperoleh kehidupan yang kekal.
b). Pakaian putih
Produksi kain indah-indah bahkan pakaian dari kain wol hitam, tentunya akan memperlihatkan kelas dan derajat mereka yang tinggi. Namun ternyata dihadapan Tuhan mereka telanjang. Mereka membutuhkan pakaian putih dari Tuhan. Apalah arti dari pakaian indah yang diproduksi tangan manusia tanpa mengenakan pakaian keselamatan dan jubah kebenaran? Secantik dan seindah apapun pakaian yang kita kenakan tidak akan dapat menutupi karakter hidup yang jelek.
Maka kita butuh pakaian dari Tuhan yang tidak dibuat oleh manusia, pakaian yang akan mempercantik kepribadian kita. Hanya Tuhan yang dapat memberikan pakaian yang akan mempercantik dan memperindah kepribadian kita, yaitu menjadi pribadi yang suci dan tulus.
c). Minyak melumas mata
Keahlian mereka dalam meresep salep untuk mempertajam penglihatan ternyata dihadapan Tuhan tetaplah mereka orang-orang yang buta. Untuk dapat melihat kehidupan ini dengan jelas dan tajam hanyalah minyak mata yang dari Tuhan. Minyak mata dari Tuhan akan memampukan kita melihat diri sendiri, mampu mengoreksi kekurangan diri sendiri. Sebab orang yang berhasil bukan orang yang melihat apa yang sudah dicapainya, tetapi melihat apa kekurangan atau kelemahannya untuk diperbaiki. Tuhan memampukan kita untuk dapat melihat setiap saat apa kekurangan kita di hadapanNya sehingga setiap saat kita memperbaiki diri untuk menjadi orang-orang yang diberkati Tuhan.
***
Dalam kesibukan kita dalam memenuhi kebutuhan fisik kita bukanlah alasan untuk mengabaikan Firman Tuhan. Ibadah bukanlah formalitas yang hanya penampakan dari luar saja. Tuhan mengingatkan kita kembali untuk melihat diri kita, apa yang kita kejar, apa yang kita cari. Apakah kita sedang mencari kekayaan? Tanyalah dahulu kepada diri sendiri apakah kita sudah kaya di dalam Tuhan? Apakah kita sedang mencari pakaian indah? Tanyalah dahulu apakah kita sudah memiliki kepribadian yang indah? Apakah kita sedang berusaha bekerja keras untuk memperbaiki hidup? Tanyalah dahulu pada diri sendiri apakah hubunganku dengan Tuhan sudah baik?