Bacaan Firman Tuhan: Yohanes 17: 20-26
“Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku”.
Kita tentunya mengetahui dan juga melihat poster-poster ataupun plangkat-plagkat yang menyatakan tentang Persatuan, Serikat, Organisasi, Paguyuban, Persekutuan dan lain sebagainya. Ada banyak hal yang mendasari terciptanya perkumpulan itu, bisa karena kesatuan marga, tempat, ide, hobi, perjuangan dan sebagainya.
Hal ini menunjukan bahwa kita mengakui begitu besar dampak yang akan dirasakan jika kita bersatu. Sebagaimana pribahasa yang mengatakan “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”. Maka secara prinsip kita pastinya setuju dan mengakui bahwa kesatuan itu adalah baik adanya.
Namun kenyataan dalam prakteknya, pembentukan kelompok yang mengatasnamakan kesatuan justru memperlihatkan tindakan tidak adanya kesatuan. Dari dalam kelompok itu sendiri bisa timbul konflik yang berdampak sampai keluar kelompok, bisa juga terjadi konflik antar kelompok. Kesatuan yang ada bisa memicu sakit hati, perkelahian, kebencian. Sehingga Kesatuan hanya tinggal nama.
Kedatangan Allah dalam dunia melalui Yesus Kristus memberikan kita pemahaman tentang makna kesatuan yang sejati dari Tuhan. Kedatangan Tuhan Yesus ke dunia bukan untuk mendirikan Agama, Kelompok, Organisasi ataupun Serikat. Bahkan sebaliknya bisa dikatakan bahwa Agama yang telah membunuh Yesus.
Kedatangan Yesus ke dunia justru adalah sebaliknya, bahwa Dia membawa pedang untuk memisahkan kita dari ikatan-ikatan dunia. Dalam arti, kesatuan yang terjadi ditengah-tengah kehidupan kita adalah sungguh baik adanya, namun ketika kesatuan itu diikat atau dicemari keinginan duniawi, maka kesatuan itu hanyalah sekedar nama untuk melaksanakan keinginan duniawi.
Dalam nas Firman Tuhan bagi kita saat ini berbicara tentang kesatuan. Melalui Doa Tuhan Yesus supaya murid-muridNya dan juga orang-orang yang kemudian hari juga menjadi percaya kepadaNya bisa hidup dalam kesatuan. Sebagaimana Bapa dan Anak adalah satu. Dan juga umat yang percaya kepdaNya juga satu dengan Dia yang mengasihi kita.
Maka, kesatuan kita sebagai orang Kristen tidaklah disatukan oleh keinginan, rencana dan pikiran kita secara duniawi. Tetapi karena “aku satu dengan Allah, aku di dalam Allah dan Allah di dalam aku”. Itulah yang membentuk kesatuan kita sebagai umat yang percaya kepada Yesus Kristus. Karena kita masing-masing satu dengan Allah, maka kita juga adalah satu (Satu dalam tubuh Kristus). Maka persekutuan orang percaya bukanlah didirikan oleh dunia, tetapi Tuhanlah yang mendirikan persekutuan yang kudus dalam dunia ini.
Maka dari itu, kesatuan kita dengan Allah nyatalah dalam diri kita sifat dasar Allah yaitu kasih dan pengampunan Tuhan dalam diri kita. Maka dunia pun dapat melihat perbuatan dan kasih Tuhan dalam diri kita. Jika kita sudah satu dengan Tuhan, kita tidak lagi membeda-bedakan perbuatan kasih kita kepada semua orang. Kita tidak bisa terpisahkan oleh perbedaan denominasi, sekte atau apapun itu namanya yang bisa menghambat kesatuan kita di dalam Tuhan.
Persekutuan kita bisa rusak jika pikiran, perbuatan, tindakan kita tidak lagi satu dengan perintah Tuhan, jika aturan-aturan dunia ini telah merasuki pikiran dan perbuatan kita. Mari kita tetap bersatu dalam tubuh Kristus.